Ini sebuah dongeng kuno.
Seseorang didatangi ‘Malakul Maut’ malaikat pencabut nyawa.
Orang itu lalu bertanya:
"Apakah kedatanganmu ini sebagai kunjungan biasa atau untuk mencabut nyawaku” ?
Malakul Maut menjawab: “Kunjungan biasa”.
Orang itu berkata lagi
“Demi persahabaan kita. Jika dekat ajalku nanti kirimlah utusan untuk memberitahu aku”.
Malakul Maut menyetujui permintaan itu.
Pada suatu hari ‘Malakul Maut' datang untuk mencabut nyawanya.
Orang itu berkata:
“Bukankah belum pernah ada utusanmu yang datang kepadaku untuk memberitahukan perkara ini” ?
Malakul Maut menjawab:
“Sudah … sudah pernah datang, bahkan beberapa kali. Bukankah tulang punggungmu bungkuk padahal sebelumnya lurus? Rambutmu memutih yang sebelumnya hitam. Suaramu bergemetar sesudah dahulunya lantang. Bahkan akhir-akhir ini kamu lemah sesudah dahulunya kamu kuat perkasa. Penglihatanmu kabur sesudah dahulunya terang. Kamu dahulu penuh harapan, tetapi akhir-akhir ini sering putus asa. Aku telah mengirim sekian banyak utusan kepadamu padahal kamu hanya meminta satu utusan.
Oleh karena itu janganlah kamu menyalahkan aku”.
No comments:
Post a Comment