Manhaj Salaf

Thursday, January 27, 2005

UTUSAN MAUT

Ini sebuah dongeng kuno.
Seseorang didatangi ‘Malakul Maut’ malaikat pencabut nyawa.

Orang itu lalu bertanya:
"Apakah kedatanganmu ini sebagai kunjungan biasa atau untuk mencabut nyawaku” ?

Malakul Maut menjawab: “Kunjungan biasa”.

Orang itu berkata lagi
“Demi persahabaan kita. Jika dekat ajalku nanti kirimlah utusan untuk memberitahu aku”.

Malakul Maut menyetujui permintaan itu.
Pada suatu hari ‘
Malakul Maut' datang untuk mencabut nyawanya.

Orang itu berkata:
“Bukankah belum pernah ada utusanmu yang datang kepadaku untuk memberitahukan perkara ini” ?

Malakul Maut menjawab:
“Sudah … sudah pernah datang, bahkan beberapa kali. Bukankah tulang punggungmu bungkuk padahal sebelumnya lurus? Rambutmu memutih yang sebelumnya hitam. Suaramu bergemetar sesudah dahulunya lantang. Bahkan akhir-akhir ini kamu lemah sesudah dahulunya kamu kuat perkasa. Penglihatanmu kabur sesudah dahulunya terang. Kamu dahulu penuh harapan, tetapi akhir-akhir ini sering putus asa. Aku telah mengirim sekian banyak utusan kepadamu padahal kamu hanya meminta satu utusan.
Oleh karena itu janganlah kamu menyalahkan aku”.

No comments: